Berawal dari perjalanan turun dari bus, nunggu di meeting point. Semuanya biasa aja, sampai di tengah perjalanan, si Bapak nyeletuk,
Bapak: "Mbak nya kerja?"
Nabila: "Iya pak, magang."
Bapak: "Oh, anak SMK?"
Nabila: "....kuliah pak."
Dialog di antara kami berdua berjalan biasa aja, selayaknya driver dan penumpang ngobrol pada umumnya. Sampe di titik di mana dia bilang, "Iya, saya pernah nganterin mbak." Kaget, kok beliau bisa inget? Soalnya penumpangnya udah lupa. Dialog di atas itu terjadi di perjalanan kedua kami. Jangan tanya gimana dialog kami di perjalanan pertama, udah lupa....
Hari ini, tepat ketiga kalinya dapet driver yang sama, Pak Nur namanya. Awalnya belum ngeh kalo ini Bapak yang sama yang pernah nganterin sebelumnya.
Pas ketemu baru inget, Pak Nur pernah nganterin sebelumnya.
Di awal perjalanan, kami gak ngobrol apa-apa. Sampe akhirnya beliau buka suara,
Bapak: "Udah lama ya mbak, udah 2 minggu."
Nabila: "Iya pak, hehehe"
Bapak: "Saya nungguin mbak Nabila. Pernah yang dapet (buat nganterin) mbak temen saya. Saya udah nunggu di situ."
Nabila: "Mangkalnya di mana pak?"
Bapak: "Di situ."
Bapak: "Di situ."
Dialog di atas berlanjut ngomongin promo Grab yang menguntungkan kedua belah pihak, baik driver maupun penumpang.
Senang sesederhana itu. Meninggalkan kesan menyenangkan bagi orang lain. Diingat oleh orang yang bahkan awalnya nggak pernah terbersit dalam benak akan dipertemukan.
Cerita lainnya bersama driver yang lain, mas Sidiq, kalo gak salah inget.
Kalo yang ini berkesan di 3 perjalanan bersama.
Kali pertama, berkesan karena bunyi klakson motornya mirip bunyi klakson bus.
Kali kedua, berkesan karena beliau inget saya dan saya juga inget dia.
Kali ketiga, berkesan karena kami berdua ingat satu sama lain dan mengawali perjalanan dengan kalimat,
"Sama saya lagi, ya."
"Iya..." ujar saya.
Terima kasih Grab atas mitra driver nya yang selalu bintang lima di hati saya si penumpang setia. :)
No comments:
Post a Comment